Kamis, 24 Mei 2012

Mencari Keridhaan Allah


BANYAK umat Islam yang saat berdoa salah ucap. Antara maksud yang terkandung dalam hati tak sama dengan ucapan yang keluar dari lisan. KH Abdul Hamid bin KH Muskin berulang kali menekankan perlunya hati-hati dalam berucap. Demikian pula dalam berdoa, dia menyarankan untuk disampaikan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami.
Menurutnya, doa seorang yang sedang tertimpa musibah kemudian meminta kepada Allah untuk diberi sabar, merupakan ungkapan yang tidak salah tetapi kurang tepat. Sebab, dengan meminta diberi kesabaran, berarti ia meminta kepada Allah agar diberi cobaan lagi untuk mengukur tingkat kesabarannya.
Demikian pula ketika kita berdoa meminta rezeki yang halal dan barokah, tanpa ditambahi permohonan rezeki yang dirihao Allah. Pemikiran dan pemaknaanya sederhana. Ketika kita meminta agar mendapatkan rezeki, insya Allah akan dikabulkan dengan rezeki yang melimpah. Demikian pula ketika meminta rezekinya barokah, yakni memberi manfaat bagi dirinya, keluarganya atau yang mendapatkan manfaat dari rezeki tersebut. Akan tetapi kalau semua itu tidak diridhai Allah, rasanya akan sia-sia.
Maksud dari diridhai Allah adalah rezeki yang memang menjadi haknya. Karena disadari atau tidak, banyak orang yang menerima rezeki dan barokah tetapi bukan haknya. Semisal rezeki yang mestinya untuk anak yatim, atau rezeki yang diperoleh dari cara yang tidak benar, atau rezeki yang dihasilkan dari cara yang benar tetapi merugikan pihak lain dan sebagainya.
Karena itu harapan untuk mendapatkan rezeki, semestinya disampaikan dengan permohonan kepada Allah agar mendapatkan rezeki yang halal, berlimpah, barokah, dan diridhai Allah SWT. Salah ucap dalam doa memang terasa sepele, tetapi doa adalah harapan. Karena itu sampaikanlah harapan dengan ucapan yang benar, agar hasilnyapun baik dan dapat mengantarkan untuk ibadah kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Muhammad Kahlil Rayhan

Muhammad Kahlil Rayhan