Senin, 14 Mei 2012
KH Abdul Hamid, Muslim Taat dan Teladan Umat
TERLAHIR dari lingkungan pondok pesantren, menjadikan sosok KH Abdul Hamid memiliki basic agama yang kuat. Selama hidupnya, beliau mengabdikan untuk kepentingan agama nusa dan bangsa. Pola pikir dan cara pandang yang demokrat dan pluralis memosisikan dirinya mudah diterima masyarakat.
Abdul Hamid muda lahir di Desa Yamansari Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal tahun 1921. Oleh ayahnya, KH Mukhsin, dia digembleng ilmu agama di sejumlah pondok pesantren. Mayoritas pondok pesantren tempatnya menimba ilmu adalah ponpes salafiyah.
Selepas menempa ilmu agama, dia menikahi Hj Salamah, putri KH Nawawi-Hj Khodijah warga Desa Pecabean, Kecamatan Pangkah. Dari hasil pernikahannya ini dikarunia tiga orang anak, H Khusaeni, Kangisah, dan Fauzan Bahri. Beberapa tahun membangun keluarga yang harmonis, KH Abdul Hamid harus kehilangan istrinya, Hj Salamah yang meninggal dunia mendahuluinya. Sementara ketiga anaknya masih kecil-kecil.
Oleh mertuanya, H Nawawi, H Abdul Hamid kemudian dinikahkan dengan anaknya yang juga adik Hj Salamah, yakni Hj Masrurah.Kebetulan saat itu Hj Masrurah menjanda dengan satu anak, Solikun (Kang Sikung).
Dari hasil perkawinannya yang kedua (turun ranjang) dikaruniai 10 anak, yang terdiri H Sofan Hamid, Hj Khomisah, Hj Saodah, Rofikoh, Hj Alfiyah, Muhammad Ahmad, Muhammad Mukmin, Hasan Hamid, Muhammad Nur Hakim dan Muhammad Muktas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Semoga Allah menyertai semua perjalanan para pejuang Islam, amin
BalasHapus